Kamis, 15 November 2012

Candi Pundong : Pendermaan Sang Pangeran


Candi Pundong merupakan salah satu candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno atau yang juga disebut Kerajaan Mdang yang tersisa di Jombang. Lokasinya pun tak jauh dari Watugaluh, yang dulunya merupakan ibukota kerajaan yang didirikan Mpu Sindok di Jombang.

Foto Lawas Candi Pundong


Terletak di pekarangan belakang rumah warga bernama Pak Sonhaji, Candi Pundong bertempat di Dusun Watutangi, Desa Pundong, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Karena faktor lokasi inilah, Candi Pundong juga disebut Candi Watu Tangi karena berada di Dusun Watu Tangi yang merupakan bagian dari Desa Pundong.



Rute menuju Candi Pundong ini cukup mudah, meski tidak ada petunjuk penanda arah sama sekali untuk mencapainya. Dari arah Ringin Conthong ke selatan mealui jalan Hasyim Asyari. Lurus saja ke arah Makam Gus Dur. Sebelum sampai makam Gus Dur, ada perempatan Diwek, lampu merah belok ke kanan menuju ke barat. Lurus Saja hingga melewati Pabrik Plywood, lurus lagi sampai di depan gapura Desa Brambangan.

Kediaman Bapak Sonhaji

Seberang Masjid Thoriqotul Jannah

Di seberang gapura Desa Brambangan ada gang masuk menuju Desa Pundong. Belok kiri masuk ke gang Desa Pundong hingga ada jalan kecil menuju Masjid Thoriqotul Jannah. Untuk jelasnya mungkin bisa bertanya pada penduduk setempat, pastinya Candi Pundong berada di belakang rumah Pak Sonhaji yang tepat di seberang Masjid Thoriqotul Jannah. Kita pun bisa memarkir kendaraan di halaman masjid maupun di halaman samping kediaman Pak Sonhaji.

Berlarian di Halaman Masjid

Menikmati Suasana

Candi Pundong, berada di dekat kandang ayam belakang rumah Pak Sonhaji. Beliaulah yang menemukan candi itu, dan merawatnya hingga kini. Candi ini berbentuk persegi berukuran 4,95 m x 4,95 m dan berbahan dasar bata kuno dengan karakteristik batu bata yang lebih besar dari ukuran bata zaman modern.

Jalan masuk menuju Candi Pundong

Parkiran Motor


Candi Pundong Dekat Kandang

Kondisi Candi Pundong sudah tak utuh lagi, banyak bata berserakan di sekitar candi. Saat ditemukan, atap candi sudah hilang sehingga bangunan candi rata dengan tanah. Meski hanya menyisakan bangunan datar yang ada di permukaan tanah, diperkirakan candi ini sebenarnya masih memiliki badan candi sedalam 9 meter ke bawah yang masih terkubur dalam tanah.

Foto Lawas : Warga di Candi Pundong


Keyakinan ini disebabkan karakteristik candi-candi di Jombang yang biasanya masih terkubur ke dalam tanah. Karakteristik khas ini terbentuk akibat letak Jombang yang berada di dataran rendah sehingga banyak bangunan kuno terpendam di dalam tanah akibat banjir lumpur dan bencana alam berupa gunung meletus yang pernah melanda wilayah Kota Santri saat masa Kerajaan Mdang berdiri.

Siluet Candi dalam genangan

Menerima penjelasan dari Tim Arkeolog

Candi Pundong sendiri, selalu tergenang air di musim hujan sehingga tidak bisa dilihat bentuknya saat dikunjungi di musim basah. Sedangkan bila saat curah hujan tak terlalu tinggi, kotak di tengah candi masih digenangi air sehingga sering dikira sumur oleh para peneliti.



Disarankan kunjungan dilakukan di muslim kering supaya bisa melihat di dalam dasar lubang tengah candi. Memang, di tengah candi ada lubang yang juga berbentuk persegi, yang biasanya merupakan tempat disimpannya peripih abu jenazah tokoh yang dicandikan. Jombang City Guide akan mengupdate foto setelah datangnya musim kemarau.
Semoga Allah Meridhoi, doakan. 

Peripih Candi

Karena ditemukan peripih di kedalaman dua meter dari lubang candi, dipastikan candi ini adalah candi pendermaan. Pendermaan, artinya candi tempat penyimpanan abu jenazah seorang tokoh yang dicandikan di candi terkait. Tentunya seorang tokoh yang dibangunkan candi adalah tokoh penting, bangsawan, ataupun anggota keluarga kerajaan.


Peripih yang ditemukan, terbuat dari batu andesit yang berbetuk seperti kubus namun dengan tutup menyerupai limas. Peripih sendiri, ibaratnya adalah nyawa dari candi. Peripih juga semacam kotak hitam yang memang warnanya hitam juga sih sebuah candi yang berisi segala informasi, logam tanda kerajaan maupun abu jenazah tokoh yang dicandikan.


Di peripih yang ditemukan di Candi Pundong, abu di dalamnya sudah tidak ada dan isinya kosong. Bisa jadi abunya tumpah atau hanyut terbawa genangan air mengingat candi ini selalu tergenang air selama musim hujan. Sedangkan logamnya hilang karena dicuri oknum yang tak bertanggung jawab.

Kotak Hitam Candi

Kosong

Karena petunjuk berupa logam tanda kerajaan maupun catatan lain pun nihil. Karena tidak ada catatan sama sekali, para ahli sejarah kesulitan menemukan angka tahun sehingga  kisah sejarah mengenai candi ini masih dalam perdebatan.

Ada lubang di atasnya

Namun berdasarkan kesimpulan dari Laskar Mdang, candi ini diperkirakan merupakan candi pendermaan seorang pangeran atau putra raja Kerajaan Mataram Kuno. Kesimpulan ini didapatkan berdasarkan uji karbon radioaktif dari artefak yang ditemukan di candi. Selain itu, letak candi yang berada tak jauh dari Watugaluh yang dulunya merupakan Ibukota Kerajaan Medang, dimana biasanya banyak tokoh dicandikan dekat dengan ibukotanya.



Sejak diresmikan tahun 2007, pemerintah Jombang sudah mengesahkan tempat ini sebagai situs cagar budaya yang dilindungi. Tampak papan peringatan dan pemberitahuan sebagai penanda lokasi ini masuk dalam benda cagar budaya.

Papan Peringatan

Bersama Mr. and Mrs. Sonhaji

Untuk melihat candi ini tidak dipungut biaya sepeser pun, dan Pak Sonhaji beserta istri dengan senang hati dan penuh keramahan menjelaskan mengenai candi yang berada di belakang rumah mereka, sambil menunjukkan foto-foto lama mengenai candi ini. Mungkin bila berkunjung, bawalah kue atau jajan buat untuk beliau berdua. 😉

Semoga selalu sehat ya Pak

Sebagai Pengurus Cagar Budaya


Meski tidak ada petunjuk arah sama sekali menuju candi maupun papan nama penanda candi, setidaknya sudah ada sebuah bangunan di samping candi yang dibangun untuk digunakan para pengunjung untuk berziarah maupun sekedar beristirahat.

'Hall' Candi Pundong


Di dalam bangunan untuk pengunjung itu, tampak ukiran kayu bertuliskan Sugeng Rawuh yang diperuntukkan bagi para pengunjung yang datang. Selain itu dipajang pula potret Kanjeng Sepuh Raden Adipati Soeradiningrat yang merupakan bupati pertama Kota Santri Jombang BERIMAN.

Potret Kanjeng Sepuh : Bupati Pertama Jombang

Candi Pundong memang kalah populer dengan Candi Rimbi di Bareng. Bentuknya pun kalah megah dan kalah ayu dengan candi pertapaan Sang Raja Airlangga itu. Namun setidaknya, Candi Pundong bisa menambah deretan candi yang tersisa di Bumi Kota Santri.


Setidaknya, meski bangunan candi tak seindah Candi Rimbi, bukan berarti kita sebagai penerus bangsa menjadi abai akan eksistensi dan kelestarian candi ini. Semoga para ahli dan Disbudpar Kabupaten Jombang berkenan mewujudkan restorasi dan eskavasi untuk candi ini sebagai bentuk sikap memberikan lebih banyak perhatian untuk benda cagar budaya yang merupakan salah satu pusaka Kota Santri tercinta ini.


Candi Pundong  / Candi Watu Tangi
Belakang Rumah Pak Sonhaji,
Seberang Masjid Thoriqotul Jannah
Dusun Watu Tangi, Desa Pundong,
Kecamatan Diwek – Kabupaten Jombang

0 komentar:

Posting Komentar